Selasa, 12 April 2011

DASAR KEPERAWATAN

LAPORAN SKENARIO 1
DASAR KEPERAWATAN


DISUSUN OLEH:
DINA SUPRIYANTI (1002030)



SEMESTER 1 PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
OKTOBER 2010
1.FALSAFAH KEPERAWATAN
Pengertian:
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah menjadi ciri utama pada suatu komunitas, baik komunitas berskala besar maupun berskala kecil, salah satunya adalah profesi keperawatan. Berdasarkan pengertian falsafah tersebut, dapat dikatakan bahwa falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuahan keperawatan, baik kepada individu,keluarga,kelompok,maupun masyarakat. Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat.
Beberapa keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam meaksanakan asuhan keperawatan:
1.      Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang unik. Keyakinan ini menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan:perawat harus memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Kebutuhan klien yang holistik dan unik menuntut kemampuan perawat yang tepat dalam menganalisis kebutuhan klien. Kemampuan analisis yang rendah dapat menimbulkan salah interpretasi dalam pemenuhan klien akibat kekeliruan perawat dalam menetapkan masalah keperawatan yang dialami klien. Karenanya, untuk mewujudkan semua ini,perawat harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek biologis,psikologis,sosial,spiritual, dan kultural secara keseluruhan.
2.      Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,kelompok,dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia(lokakarya keperawatan nasional,1983).

Konsep keperawatan:
·         Asuhan yang diberiakan perawat bersifat holistik – menyeluruh pada semua aspek “manusia” klien, bukan berfokus pada aspek biologis semata sebagaimana telah dijelaskan di atas.
·         Sasaran asuhan keperawatan adalah klien, mulai dari tingkat individu sampai tingkat masyarakat. Dalam konsep ini  perawat  meyakini bahwa jika individu sehat, komunitas atau masyarakat akan sehat pula.
·         Lingkup layanan keperawatan bukan terbatas pada klien yang sakit saja, tetapi juga klien yang sehat. Tujuan perawatan terhadap klien yang sakit adalah membantu klien mencapai kesembuhan dan menjalankan fungsinya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.
·         Eksistensi keperawatan berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Selama masih ada kehidupan manusia, selama itu pula keperawatan akan tetap ada.
·         Intervensi keperawatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Semua intervensi keperawatan tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan klien, mulai dari level individu hingga masyarakat, baik dalam kondisi sehat maupun sakit.
3.      Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan dan pasien atau keluarga.
Asuhan keperawatan merupakan bentuk layanan keperawatan profesional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses keperawatan. Asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan fokus.
Upaya melibatkan klien dan keluarga dalam penetapan tujuan asuhan keperawatan mempunyai beberapa manfaat.
·         Klien dan keluarga akan merasa memiliki tanggung jawab dalam pencapaian tujuan perawatan.
·         Dapat terwujud dan terbina kerja sama yang baik antara perawat, klien,dan keluarga yang dilandasi oleh rasa saling percaya.
4.      Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah sistematik yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien guna mencapai dan mempertahankan keadaan bio-psiko-sosio-spiritual yang optimal. Dikatakan sebagai metode ilmiah karena proses keperawatan terdiri atas beberapa tahap atau langkah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup klien.
5.      Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional, perawat harus siap bertanggung jawab terhadap apapun yang dilakukannya. Tanggung jawab prawat bukan hanya ditujukan kepada klien dan keluarga, tetapi juga kepada masyarakat, profesi prawat itu sendiri, dan terutama bertanggung jawab kepada Tuhan.
6.      Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan.
Keperawatan merupakan profesi sepanjang hayat; dengan demikian, perawat adalah pelajar sejati. Artinya, setiap perawat dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dirinya, baik dari segi kognitif, psikomotor, maupun efektif. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetansi diri perawat adalah melalui  pendidikan formal dan informal. Oleh karena itu, dalam setiap diri perawat harus tertanam motivasi yang kuat untuk selalu meningkatkan pendidikannya.

2.  PARADIGMA KEPERAWATAN
            Adalah suatu cara dalam mempresepsikan atau memandang sesuatu yang memiliki nilai tinggi yaitu meliaht kondisi dan tingkah laku untuk dapat memiliki pola atau cara pandang dasar khas dalam profesi keperawatan.
                            
Dasar keperawatan :
A.    Keperawatan : suatu bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standar  memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Kode etik keperawatan : 
1. Perawat dan  klien
a.          Perawat dalam memberikan layanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
b.          Perawat dalam memberikan layanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat,dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
c.          Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
d.         Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
2.  Perawat dan praktik
a.      Perawat memelihara dan meningkatkan dibidang   keperawatan melalui  upaya belajar yang terus menerus
b.      Perawat senantiasa memelihara mutu layanan keperawatan yang tinggi serta kejujuran profesionak dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
c.     Perawat membuat keputusan berdasarkan informasi yang kuat dan senantiasa mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang saat melakukan konsultasi, menerima delegasi, dan memberikan delegasi kepada orang lain.
d.    Perawat senantiasa menjunjung  tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu memperlihatkan perilaku professional
3.  Perawat dan Masyarakat
  Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung  berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat
4. Perawat dan Rekan Sejawat
a.     Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesam perawat maupun tenaga kesehatan lain dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja dan mencapai tujuan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
b.     Perwat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang member layanan kesehatan yang tidak kompeten, tidak etis, dan illegal.
5.  Perawat dan Profesi
a.     Perawat mempunyai peran penting dalam menentukan standar pendidikan dan layanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan dan keperawatan
b.     Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
c.     Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
Proses Keperawatan :
1.         Pengkajian ( mengumpulkan data )
2.         Merumuskan diagnose keperawatan
3.         Perancangan
4.         Pelaksanaan
5.         Evaluasi
B.     Manusia
Manusia sebagai system terbuka secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens, sebuah primate yang dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi
1.      Konsep Manusia
Merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan Keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien. Dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu system.
2.      Sehat-Sakit
a.       Sehat : Keadaan sejahtera, badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi
b.      Sakit : Apabila ia menderita penyakit / gangguan kesehatan yang menyebabkan aktivitas kerja kegiatan terganggu.
Keperawatan dalam konsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan selama rentang sehat dan sakit akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut. Aapakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit atau sakit kronis singga akan diketahui tingkat asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya.
a.       Rentang Sehat : bukan hanya bebas dari penyakit tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
Karakter sehat :
·         Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
·         Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal atau eksternal
·         Memiliki hidup yang kreatif dan produktif
                                 Faktor Pengaruh Status kesehatan :
·         Perkembangan
·         Sosial cultural
·         Pengalaman masa lalu
·         Harapan seseorang tentang dirinya
·         Keturunan
·         Lingkungan ( 45 % )
·         Pelayanan
·         Perlaku ( 30 % )
b.      Rentang Sakit : Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang. Fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian. Terganggunya funsi yang normal dimana invidu sebagai totalita dari keadaan organism sebagai system biologis dan adaptasi sosial ( Parson,1972 ).
Tahap sakit : 1. Tahap Gejala ( ditandai dengan proses tak nyaman )
2. Tahap Fisik
3. Tahap dengan kontak dengan pelayanan kesehatan
4. Tahap Ketergantungan
5. Tahap Penyembuhan



Hubungan agens. Hospes, dan lingkungan
                                                                                                                                                  Hospes                                                                                                                                                                                             Agens
          Lingkungan
Menderita penyakit karena daya tahan hospes berkurang.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       Agens                                                                                                          Hospes                                                                                                                                                    Lingkungan
Menderita penyakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat
                                                                                                                                                                                 Agens                                                                                                                                                                                                                                                              Lingkungan                                                                                                       
Hospes                                               
Menderita penyakit karena lingkungan berubah lebih mendukung agens.


 

                                                                                                                                                   Hospes    Lingkungan           Agens
Sehat jika tuas hospes berada dalam keseimbangan dengan tuas agens.


                                 Dampak Sakit :
·         Terjadi perubahan peran pada keluarga
·         Terjadi gangguan psikologis
·         Masalah keuangan
·         Kesepian akibat perpisahan
·         Terjadinya perubahan kebiasaan sosial
·         Otonomi
·         Terjadi perubahan gaya hidup
                                 Perkembangan  Penyakit :
·         Etiologi : Sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit
·         Patogenesis : Perjalan secara alamiah sebuah penyakit
o   Propatogenesis ( interaksi sebelum keseimbangan dipengaruhi hospes, environment, agens )
o   Inkubasi
o   Penyakit dini
o   Penyakit lanjut
o   Penyakit akhir
·         Manifestasi klinis

3.      Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh beberapa factor
§  Penyakit                : Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebebkan pemenuhan kebutuhan baik secara fosiologis maupun psikologis karena beberapa fungsi organ tubuh yang memerlukan pemenuhan besar dari biasanya.
§  Hubungan keluarga           : Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga dll.
§  Konsep diri                       : memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar . Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang
§  Tahap Perkembangan : Sejalan dengan meningkatnya usia manusia yang mengalami perkembangan
Isosceles Triangle:        

     
                                         1Hirarki Kebutuhan Manusia ( Teori Maslow )
                                                   K. Aktualisasi  Diri                                                                           
                                                   K. Harga Diri                                                                                                                                                   K. Cinta dan Mencintai                                                                                                                                                                                                                                                                                  K. Keselamatan dan Keamanan                                                                                1     2    3    4   5     6   7  8   9                                                                                                                                                                      K. Fisiologis
Ket  :
1.      O2        3. Makanan     5. Istirahat dan Tidur  7. Pengaturan suhu tubuh       9. dll
2.      Air       4. Eliminasi     6. Penanganan nyeri    8. Seksual 
C.     Lingkungan
Adalah tempat diterima suatu makhluk hidup itu tumbuh  dan meliputi unsur-unsur penting seperti tanah,air , dan udara.
§  Lingkungan Fisik  : segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan seperti adanya daerah-daerah dan wabah-wabah lingkungan kotor , sampah, dll.
§  Lingkungan Psikologis : Keadaan yang menjadikan terganggunya psikologis pada seseorang seperti lingkungan yang kurang aman yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan bahasa yang ditimbulkan.
§  Lingkungan Sosial : masyarakat yang luas serta budaya yang ada juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang serta adanya kehidupan spiritual yang mempengaruhi perkembangan seseorang dalam kehidupan beragama serta meningkatkan keyakinan.

      
3.KONSEP PROFESI DALAM LINGKUP KEPERAWATAN

Konsep dan Karakteristik Profesi
Melihat kenyataan di masyarakat, untuk membedakan apakah suatu “pekerjaan” dianggap sebagai profesi atau pekerjaan ternyata tidaklah mudah. Profesi memiliki mekanisme aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan pekerjaan tidak memerlukan hal rumit semacam itu.
Profesi, menurut Paul F. Comenisch(1983),adalah suatu “komunitas moral” yang memiliki cita-cita dan nilai bersama. Pada hakikatnya, profesi merupakan suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menegaskan bahwa individu akan mengabdikan dirinya kepada suatu pekerjaan tertentu karena dirinya merasa terpanggil untuk menjalani pekerjaan itu.
Suatu pekerjaan bisa dikatakan profesi jika mempunyai ciri dan karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik profesi yaitu:
1.      Pekerjaan dilakukan secara menetap,mungkin seumur hidup. Suatu pekerjaan dikatakan profesi jika dilakukan secara menetap dan dijadikan mata pencaharian atau sumber penghidupan bagi individu dan keluarganya.pekerjaan tersebut tidak sekedar menjadi “batu loncatan” untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Dengan demikian, apa yang menjadi suka maupun duka dan risiko dari pekerjaan tersebut harus diterima dengan lapang dada dan sabar. Jangan berputus asa dalam menghadapi segala kendala selama menjalani pekerjaan tersebut.
Untuk mewujudkan semua ini, dalam diri tiap perawat harus ditanamkan kesungguhan hati untuk menerima pekerjaan perawat sebagai pilihan yang terbaik dan sesuai hati nurani bukan karena keterpaksaan dan bukan pula pelarian.
2.      Pekerjaan yang dilakukan memberi kepuasan karena merupakan panggilan jiwa.
Seseorang yang telah memiliki dan menetapkan keperawatan senbagai profesinya, ia akan menjadikan keperawatan sebagai bagian dari dirinya. Syarat yang harus dipenuhi adalah keikhlasan untuk menerima keperawatan sebagai bagian dari dirinya. Keikhlasan ini akan membuahkan hasil yang tidak ternilai jika dibandingkan dengan materi. Segala rintangan dan hambatan yang ditemui tidak menjadikan seseorang lari dari profesi in, tetapi membuatnya semakin mencintai dan menjiwai keperawatan. Keyakinan bahwa pekarjaan perawat adalah pekerjaan yang mulia di dalam menolong dan menyelamatkan jiwa manusia merupakan fondasi dalam melaksanakan profesi keperwatan.
3.      Memiliki keterampilan khusus menyangkut ilmu dan seni. Suatu pekerjaan disebut profesi jika ada bidang keilmuan khusus yang membentuk profesi tersebut. Keilmuan ini hanya bisa diperoleh melalu proses pendidikan fprmal yang sah secara hukum dan diakui secara nasional maupun internasional. Keperwatan sebagai profesi, keperawatan dibentuk melalui proses pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan profesional ini bertujuan untuk menumbuhkan serta membina sikap dan tingkah laku profesional; memberi landasan keilmuan yang kokoh agar asuhan keperawatan yang diberikan berkualitas; menumbuhkan dan membina keterampilan profesional;serta menubuhkan dan membina landasan etik keperawatan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Kompetensi yang harus dimiliki setiap perawat mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif,yang mencakup kemampuan yang terikat dengan konsep keilmuan keperawatan, konsep psikomotor mencakup kemampuan atau keterampilan yang bersifat teknis prosedur di dalam melakukan aktivitas keperawatan, sedangkan kompetensi afektif menyangkut sikap perawat saat berinteraksi dengan klien secara profesional.
4.      Keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip atau teori dalam kegiatan profesional. Sebagai suatu profesi, keperawatan harus didukung oleh berbagai teori keperawatan agar asuhan yang diberikan semakin berkualitas dan profesional. Pada dasarnya, teori keperawatan dibentuk untuk membangun bidang ilmu keperawatan. Teori tersebut bermanfaat sebagai prinsip atau pedoman dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian, setiap tindakan yang dilakukan perawat terhadap klien harus sudah dilandasi oleh pertimbangan yang logis,sistematis, dan etis.
5.      Berorientasi pada asuhan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan manusia. Tugas utama perawat adalah memberikan asuahan keperawatan kepada klien. Fokus orientasi ini telah memberi implikasi yang sangat besar. Perawat yang berorientasi untuk memberikan asuhan kepada klien akan besikap ramah, sopan, dan selalu siap membantu klien. Perawat akan lebih peduli terhadap klien sehingga kesan negatif tentang perawat,seperti judes,rewel,atau kurang ramah akan hilang dengan sendirinya. Klien akan merasa nyaman berada dekat perawat dan ia akan selalu “merindukan” kehadiran perawat. Perawat hadir untuk membantu menyelesaikan masalah klien, bukan justru menambah masalah mereka. Oleh karena itu, perawat sebagai penolong klien harus berorientasi untuk memenuhi kebutuhan klien.
6.      Asuahan yang diberikan didasarkan atas kebutuhan objektif. Walaupun perawat berorientasi kepada klien, bukan berarti segala keinginan klien harus dipenuhi. Perawat harus menganalisis dan menyeleksi mana yang menjadi kewenangannya. Klien yang dirawat tentu memiliki masalah dalam dirinya, baik secara fisik maupun psikologis. Peran perawat di sini adalah memberi asuhan kepada klien guna memenuhi kebutuhannya. Untuk mewujudkannya, perawat harus menggunakan suatu metodologi yang disebut proses keperawatan. Melalui proses keperawatan, perawat akan mengetahui kebutuhan klien yang harus ia penuhi. Tentunya kebutuhan tersebut harus bersifat objektif, nyata, dan didasarkan atas hasil analisis proses keperawatan.
7.      Mempunyai otonomi dalam menentukan tindakan. Salah satu ciri keperawatan sebagai profesi adalah mempunyai kewenangan yang jelas.  Kewenangan ini terkait dengan tugas ruang lingkup keperawatan: apa yang menjadi kewenangan perawat. Hal ini tentu harus diikuti dengan otonomi perawat dalam memberikan asuhan kepada klien. Di samping itu, dalam melaksanakan fungsinya, perawat tidak bertindak sebagai pembantu profesi kesehatan lain, tidak pula dikendalikan oleh profesi tersebut. Disiplin ilmu dalam profesi keperwatan berbeda dengan profesi kesehatan lain. Dengan demikian, kedudukan perawat sebagai profesi kesehatan sejajar dengan profesi kesehatan lain, yaitu sebagai mitra. Dengan demikian, selayaknya tidak ada perlakuan diskriminatif terhadap profesi keperawatan.
Pemahaman seperti ini harus ditanamkan dalam diri setiap personel kesehatan, sejak dari bangku pendidikan hingga ke lingkungan profesional. Masing-masing profesi kesehatan harus duduk sejajar, bersama-sama mendiskusikan hal yang terbaik bagi kesembuhan klien.
8.      Memiliki standar etika dan praktik profesional. Setiap pekerjaaan yang disebut profesi tentu memiliki fokus/sasaran tersendiri. Fokus keperawatan adalah pada respons manusia, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, mulai dari level individu hingga masyarakat. Perawat harus memilliki suatu etika ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Etika ini disebut dengan etika keperawatan. Etika keperawatan adalh pedoman bagi perawat di dalam memberikan asuhan keperawatan agar segala tindakan yang diambilnya tetap memerhatikan kebaikan klien. Etika keperawatan ini dituangkan ke dalam aturan tertulis yang dikenal dengan istilah kode etik. Kode etik keperawatan adalah asas atau aturan moral tertulis yang harus digunakan oleh perawat sebagai pedoman/prinsip berperilaku agar mereka tetap berada dalam koridor kebenaran.
Keperawatan sebagai profesi tidak hanya memiliki kode etik,tetapi juga standar profesi. Di Indonesia, standar praktik keperawatan profesional dibuat mengacu pada tahapan proses keperawatan yang meliputi lima standar,yaitu standar pengkajian, standar diagnosis keperawatan, standar perencanaan, standar implementasi, dan standar evaluasi.
9.      Mempunyai wadah yang berbentuk organisasi profesi. Organisai profesi mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan karier anggotanya. Keperawatan sebagai sebuah profesi harus mempunyai wadah yang menaungi seluruh anggotanya. Wadah tersaebut penting artinya untuk menyatukan langkah perawat menuju keperawatan profesional dan untuk menjaga eksistensi serta kemajuan profesi keperawatan.

Dari sembilan karakteristik profesional diatas, dapat disimpulkan bahwa keperawatan sebagai suatu profesi harus didukung oleh perilaku profesional setiap pribadi perawat. Beberapa ciri esensial perilaku profesional keperawatan, antara lain:
a.      Berdasarkan ilmu pengetahuan standar dan sistemik yang bermutu tinggi;
b.      Berorientasi utama pada kepentingan klien, bukan kepentingan pribadi;
c.       Memiliki pengendalian diri yang sungguh-sungguh melalui kode etik keperawatan;
d.      Kegiatannya didasarkan pada proses berpikir ilmiah;
e.      Ada upaya pengembangan diri yang terus-menerus;
f.        Ada sistem reward, finansial, dan kehormatan sebagai simbol pencapaian prestasi.   
4.LANDASAN ILMU

·         Dasar pengetahuan dimana seseorang yang mempelajari keperawatan itu sendiri.
·         Dasar ilmu yang mempelajari tata cara etika asuhan keperawatan.
Ø  Jadi landasan ilmu adalah:
Dasar ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mendalami tata cara / etika asuhan keperawatan

5.SEJARAH KEPERAWATAN
a)      Pertama sejak zaman manusia itu diciptakan (manusia ada) di mana pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang itu.
b)      Kedua,zaman keagamaan,perkembangan keperawatan ini mulai bergeser kearah sepiritual di mana seorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa atau kutukan Tuhan.Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah,sehingga pada waktu itu pemimpin agama dapat di sebut sebagai tabib yang mengobati pasien karena ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin agama.
c)      Ketiga,zaman masehi keperawatan di mulai pada saat perkembanggan agama nasrani,dimana pada saat itu banyak membentuk diakones.
d)     Keempat,zaman permulaan pada abad 21,pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah,tidak lagi dikaitkan dengan faktor keagamaan akan tetapi berubah kepada faktor kekuasaan,menginjak pada saat itu adalah masa perang dan terjadi eksplorasi alam sehingga pesatlah perkembangan pengetahuan.
e)      Kelima,zaman sebelum perang dunia kedua,pada massa perang kedua ini timbul rasa prinsip cinta sesama manusia dimana saling membantu sesama manusia yang membutuhkan.pada masa sebelum perang dunia kedua ini tokoh keperawatan Florence Nightingale (1820-1910) menyadari pentingnya adanya suatu sekolah untuk mendidik para perawat dia mempunyai pandangan bahwa dalam mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat.Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu korban akibat perang Hrim (1854-1856) Antara Roma dan Turki,yang akhirnya mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama Thomas di London dan juga mendirikan sebuah sekolah dengan nama Nightingale Nursing School.
f)       Keenam,masa selama perang dunia kedua,selama massa ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang beraneka ragam.
g)      Ketujuh,masa pasca perang dunia dua,masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang panjang akibat perang dunia kedua,dan tuntutan perawat untuk meningkatkan masyarakat sejahtra semakin pesat.
Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia
a)      Pada massa sebelum kemerdekaan,pda massa itu negara Indonesia masih dalam penjajahan Belanda.Perawat berasal dari indonesia disebut Verpleger dengan dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit perawat pertama kali bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang ditugaskan utuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda,sehingga akhirnya pada massa Belanda terbentuklah dinas kesehatan.
b)      Pada massa setelah kemerdekaan,pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi tenaga kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat,kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma.Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan di Universitas Indonesia dengan nama program studi Ilmu keperawatan dan akhirnya dengan berkembanganya [lmu Keperawatan maka menjadi sebuah fakultas ilmu keperawatan dan beberapa tahun kemudian diskusi berdirinya pendidikan keperawatan setingkat S1 diberbagai Universitas di Indonesia.

6.     ISSUE DAN TREND
Setelah tahun 2000,dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi. Pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah Urbanisasi,pencemaran,kecelakaan. Disamping meningkatkan angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi,kurang dizi dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit Degeneratif


7.     PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
PERAN PERAWAT
Mrpkn tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dpt dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dr profesi perawat maupun dr luar profesi keperawatan yg bersifat konstan.
Peran Perawat menurut CHS, 1989.
1.      Pemberi asuhan keperawatan
2.      Advokat klien
3.      Edukator
4.      Koordinator
5.      Kolaborator
6.      Konsultan
7.      Pembaharu
Pemberi Asuhan Keperawatan
ü  Dpt dilakukan perawat dg memperhatikan keadaan KDM yg dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dg menggunakian proses keperawatan.
ü  Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dr yg sederhana sampai dg kompleks.
Peran sbg Advokat Klien
  • Peran ini dilakukan perawat dlm:
      *Membantu klien dan nkeluarga dlm menginterpretasikan berbagai informasi dr pemberi pelayanan khususnya dlm pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yg diberikan kpd klien.
      * Berperan mempertahankan & melindungi hak-hak pasien:
      - Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
      - Hak atas informasi ttg penyakitnya
      - Hak atas privacy
      - Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
      - Hak untuk menerima ganti rugi atas kelalaian.
Peran Edukator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, tindakan yg diberikanbà shg terjadi perubahan perilaku klien
Peran Koordinator
Peran ini dilaksanakan dg mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Peran Kolaborator
  • Peran perawat dalam bekerja sama dengan tim kesehatan (dokter, fisioterapis, ahli gizi dll) dg berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjuutnya.
Peran Konsultan
  • Peran sebgg tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yangn tepat untuk diberikan.
  • Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi ttg tujuan pelayanan keperawatanh yg diberikan.
Peran Pembaharu
  • Dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran Perawat Menurut Hasil Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983
  1. Pelaksana pelayanan keperawatan.
  2. Pengelola pelayanan & institusi keperawatan.
  3. Pendidik dalam keperawatan
  4. Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.




FUNGSI PERAWAT
  • Fungsi adl suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya.
  • Fungsi dapat berubah sesuai dg keadaan yg ada
Fungsi yg dilaksanakan Perawat.
  1. Fungsi Independen
  2. Fungsi Dependen
  3. Fungsi Interdependen

Fungsi Independen
ü  Fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain
ü  Perawat dlm melaksanakan tugasnya dilaksanakan sendiri dan atas keputusan sendiri à dlm melakukan tindakan pemenuhan KDM.
Fungsi Dependen
ü  Merupakan fungsi perawat dlm melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain.

Fungsi Interdependen
ü  Fungsi ini dilakukan dlm kelompok tim yg bersifat saling ketergantungan diantara tim satu denganh nlainnya.
ü  Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dlm memberikan askep penderita yg mempunyai penyakit kompleks.
Fungsi Perawat
  1. Mengkaji kebutuhan klien, keluarga, kelompok, masyarakat serta sumber yg tersedia & potensial untuk memenuhi kebutuhan tsb.
  2. Merencanakan tindakan keperawatan kpd individu, keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan diagnosa keperawatan.
  3. Melaksanakan rencana keperawatan
  4.  Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
  5. Mendokumentasikan proses keperawatan
  6. Mengidentifikasi hal-hal yg perlu diteliti atau dipelajari serta merencanakan studi kasus guna meningkatkan penget & pengembangan ketrampilan dlm praktik kep.
  7. Berperan serta dlm melaksanakan penyuluhan kesehatan kpd klien, keluarga, kelompok serta masyarakat.
  8. Bekerja sama dg disiplin ilmu terkait dlm memberikan pel kes kpd klien, keluarga, kelompok, masyarakat.
9.       Mengelola perawatan klien & berperan sbg ketua tim dlm melaksanakan kegiatan keperawatan

TUGAS PERAWAT
ü  Tugas perawat dalam menjalankan perannya sbg pemberi asuhan keperawatan dpt dilaksanakan sesuai dg tahapan proses keperawatan.

Tugas Perawat sesuai dg fungsinya, Loknas Kep 1983
ü  Fungsi mengkaji kebutuhan klien:
    1. Mengumpulkan data
    2. Menganalisa & mengiterpretasikian data.
ü  Fungsi merencanakan tindakan Kep:
1.      Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.
ü  Fungsi melaksanakan rencana keperawatan:
1.      Menggunakan dan menerapkan konsep dan prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dlm rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
ü  Fungsi mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
   1. Menentukan kriteria yg dpt diukur
   2. Menilai tingkat pencapaian tujuan
   3. mengidenti8fikasi perubahan-         perubahan yg diperlukan
ü  Fungsi mendokumentasikan proses keperawatan:
   1. Mengevalouasi data permasalahan kep.
   2. Mencatat data dlm proses   keperawatan
   3. Menggunakan catatan klien unhtuk            memonitor kualitas asuhan kep.
ü  Fungsi Mengidentifikasi hal-hal yg perlu diteliti:
   1. Mengidentifikasi masalah penelitian           dlm bd kep.
   2. Membuat usulan rencana penelitian            keperawatan
   3. Menerapkan hasil penelitian dlm    praktik keperawatan
ü  Fungsi berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan.
   1. Mengidentifikasi kebutuhan pen kes
   2. Membuat rencana penyuluhan kes
   3. Melaksanakan penyuluhan kes
   4. Mengevaluasi hasil penyuluhan
ü  Fungsi bekerjasama dengan disiplin ilmu terkait dlm memberikan pel kes:
   1. Berperan serta dlm pel kes
   2. Menciptakan komunikasi yg efektif baik dg trim kep maupun tim kes.
ü  Fungsi mengelola perawatan klien & berperan sbg ketua tim dlm melaksanakan kegiatan keperawatan:
   1. Menerapkan ketrampilan     management dlm kep klien secara      menyeluruh.
















DAFTAR  PUSTAKA


Asmadi. ( 2005 ). Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta .Buku Kedokteran EGC
Alimul Hidayat,  Aziz. (2008) . Pengantar Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta . Salemba Medika
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar